1.
Pendahuluan
Perkembangan
Teknologi Informasi (TI) Yang berkembang dewasa ini memberikan banyak manfaat
kepada peradaban manusia di era modern ini. Setiap orang merasakan dampak dari
perkembangan Teknologi Informasi (TI) dari masa ke masa. Perkembangan Teknologi
Informasi (TI) sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia di masa ini maupun
di masa mendatang. Karena Teknologi Informasi (TI) dapat ditemui di manapun
dalam kehidupan sehari-hari manusia contohnya computer, televisi, telepon
seluler, dan lain-lain. Oleh karena itu manusia di era modern seperti saat ini
dituntut untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan Teknologi Informasi (TI)
agar dapat bersaing dalam persaingan yang ketat di era globalisasi seperti saat
ini maupun di masa mendatang.
Dalam
dunia bisnis saat ini Teknologi Informasi (TI) sangat bermanfaat karena semakin
memudahkan orang dalam melakukan bisnis. Perkembangan Teknologi Informasi (TI)
sekarang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis, perkembangan dunia
Teknologi Informasi (TI) yang sangat cepat seperti yang kita rasakan sekarang
ini, membuat dunia bisnis juga berkembang pesat karena keduanya saling
ber-relasi dan saling membutuhkan satu sama lain. Bahkan sekarang ini hampir
setiap orang yang melakukan bisnis tidak lepas dari Teknologi Informasi (TI).
Dan sekarang semakin banyak dibutuhkan orang-orang yang ahli dalam bidang
Teknologi Informasi (TI) untuk kegiatan bisnis.
Bisnis
perbankan sangat mempengaruhi ekonomi dunia saat ini. semenjak ditemukannya
computer pada tahun 1955, Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat cepat,
perkembangan Teknologi Informasi (TI) sangat bermanfaat dalam dunia perbankan.
Semenjak itu dunia perbankan berkembang sangat cepat dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi (TI). Pada awalnya dunia perbankan hanya sebagai jasa
tempat penukaran uang (money changer). Lalu kemudian berkembang lagi menjadi
tempat penitipan uang, yang saat ini dikenal sebagai kegiatan simpanan
(tabungan). Kemudian berkembang lagi sebagai tempat peminjaman uang. Dan masih
terus berkembang hingga saati ini. Sekarang dunia perbankan telah berkembang
bersama Teknologi Informasi (TI) dan hasilnya adalah seperti yang kita lihat
sekarang ini, contohnya adalah E-banking dan lain-lain.
2. Perkembangan
Teknologi Informasi (TI) Dalam Dunia Perbankan
Seperti
yang kita lihat sekarang ini Teknologi Informasi (TI) sangat cepat berkembang
dan semakin dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Dalam hal ini perbankan,
pada awalnya Bank di bentuk bukan seperti sekarang ini yang seperti kita lihat
sekarang. Pada awalnya bank hanya sebuah jasa yang melayani penukaran uang,
kemudian berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang (tabungan), lalu
berkembang lagi menjadi tempat peminjaman uang. Awal kegiatan perbankan dimulai
dari zaman babylonia kemudian terus berkembang ke zaman yunani kuno dan romawi.
Hingga akhirnya terus berkembang sampai ke daratan eropa, dan akhirnya
berkembang sampai ke Asia Barat yang dibawa oleh para pedagang Eropa, dan terus
berkembang hingga kegiatan perbankan ini menyebar ke seluruh dunia, terutama
daerah jajahan Eropa.
Dewasa
ini bank bukan hanya sebagai tempat penukaran, penitipan, maupun peminjaman
uang. Saat ini bank berkembang menjadi lebih besar lagi bahkan sekarang ini
mempengaruhi ekonomi masyarakat dalam tingkat nasional, maupus dalam tingkat
internasional. Dalam skala yang sangat besar ini tentu bank sangat
membutuhkan Teknologi Informasi (TI) untuk pengelolaanya karena bank sudah
mencakup lingkup yang sangat besar hingga dunia internasional. Penggunaan
Teknologi Informasi (TI) dalam bidang perbankan diharapkan dapat memudahkan
pihak bank maupun pengguna jasa bank.
Penerapan
Teknologi Informasi (TI) dalam dunia perbankan sangat membantu bank dalam
mempermudah dan meningkatkan fasilitasnya, Contohnya mesin ATM. ATM(Automated
Teller Machine) pertama kali ditemukan oleh Donald C. Wetzel asal amerika
serikat pada tahun 1968. Penemuan ini berawal dari saat beliau lelah dan kesal
mengantre dalam antrian panjang bank. Ia lantas menemukan ide pengembangan
mesin untuk nasabah bertransaksi. Ide mesin ini ditujukan untuk menggantikan
fungsi teller bank untuk melayani nasabah dengan praktis. Mesin mulai digunakan
secara komersil tepat pada tanggal 2 september 1969, oleh Chemical bank, new
York. Saat itulah industri perbankan di dunia mengenal mesin ATM modern
pertama yang menggunakan kartu plastik ber-strip magnetik dan sukses diterima
bank-bank di Amerika Serikat. Namun, mesin ATM Wetzel bukanlah yang pertama
saat itu. Cikal bakal ATM itu sudah diperkenalkan sejak 1939 oleh Luther George
Simjian. Sayangnya, pihak bank waktu itu masih tidak bisa menerima pemikian
bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manusia melayani nasabah.
Bahkan, permintaan mesin ATM kala itu masih sangat kecil. Alhasil, ATM temuan
Simjian itu tidak sukses dipasaran. Karena faktor itulah, Smithsonian’s
National Museum of American History, lebih memilih mencatat nama Donald Wetzel
sebagai penemu ATM. Apalagi, pada 1973, dari total 2.000 ATM yang beroperasi di
Amerika Serikat, sebagian besar adalah model buatan Docutel—perusahaan tempat
Wetzel bekerja.
Pada awal ditemukannya mesin ATM, ATM belum
dapat terhubung secara online. Baru pada 1974, perusahaan bernama Diebold asal
Amerika Serikat, berhasil mengaplikasikan ATM yang langsung terhubung secara
online dengan bank, sehingga mesin ini makin bisa memenuhi permintaan industri
perbankan.
Dalam
perkembangannya, saat ini pengaplikasian Teknologi Informasi (TI) dalam dunia
perbankan bukan hanya mencakup ATM saja. Namun juga hal-hal lainnya seperti
Internet Banking. Dunia internet telah berkembank luas dan mendunia. Selama
tahun 1980-an programmer yang bekerja pada bidang perbankan mulai dating dengan
ide-ide untuk transaksi perbankan online. Perkembankan internet banking pada
awalnya di motori oleh organisasi perbankan dan keuangan di eropa dan amerika
serikat pada saat itu disebut “Rumah perbankan”. Pada awal 1980 saat computer
dan internet belum banyak di kenal oleh masyarakat dunia dan tidak berkembang
baik, penggunaan “perbankan rumah” terbuat dari mesin fax dan telepon unutk
memudahkan orang yang menggunakan jasa bank. Lalu, penyebaranfasilitas internet
dan pemrogramman membuat peluang “perbankan rumah” semakin besar. Tahun 1983,
Nottingham building society (NBS) memelopori perbankan online pertama di
inggris. Layanan ini membentuk sebagian besar fasilitas internet perbankan
untuk diikuti. Fasilitas ini pada awalnya tidak berkembang dengan
baik dan membatasi jumlah transaksi untuk pemegang rekening. Fasilitas yang
diambil ini merupakan system yang diambil dari system prestel, system yang
digunakan departemen pos inggris. Sedangkan di amerika serikat layanan ini
pertama kali dikenalkan pada oktober 1994. Yang dikembankan oleh
Stamford federal credit union , yang merupakan lembaga keuangan. Sedangkan jika
di Indonesia sendiri dikenalkan pada tahun 2001 yang pertama kali dikenalkan
oleh Bank Central Asia(BCA).
Saat
ini online banking sudah sangat marak penggunaanya. Internet banking bukan
hanya menguntungkan pihak pelanggan pengguna jasa bank namun juga menguntungkan
bagi bank itu sendiri. Dengan Internet banking yang marak penggunaanya saat
ini, sekarang nasabah bank tidak perlu untuk datang ke bank untuk mengambil
tabungan, menabung, atau sekedar mengecek saldo mereka. Berbagai kemudahan yang
ditawarkan online banking sekarang ini sudah dapat di manfaatkan oleh sebagian
besar nasabah, karena saat ini Teknologi Informasi (TI) sudah dapat dinikmati
oleh sebagian besar masyarakat baik golongan masyarakat kelas atas hingga
golongan masyarakat golongan bawah. Selain kelebihan-kelebihan diatas yang
ditawarkan oleh Internet banking, kelebihan lainnya yaitu misalnya mentransfer
uang ke rekening lain dengan Internet banking, membayar tagihan listrik,
membayar tagihan air, bahkan membeli pulsa secara Internet dari Internet
banking. Bahkan dewasa ini jual/beli barang/jasa dapat dilakukan secara online.
Pelanggan dapat membeli sesuatu hanya dengan mengakses internet dan menggunakan
Internet banking dari bank masing-masing. Internet banking sekarang juga
menawarkan kartu kredit online, pinjaman personal, dan akun tabungan. Dan semua
itu dilakukan secara online. Selain nasabah pihak bank sendiri juga diuntungkan.
Bank akan lebih praktis dalam melayani nasabah dalam melakukan transaksi karena
jika nasabah melakukan transaksi denan menggunakan fasilitas online banking
maka teller bank tidak perlu melayani nasabah secara manual. sehingga ini akan
memudahkan teller karena jumlah nasabah yang dating langsung ke bank akan
berkurang dan ini akan membuat bank mendapatkan keuntungan yang lebih .
sehingga kesimpulannya semakin banyak nasabah yang menggunakan online banking
maka keuntungan yang di dapat bank akan semakin bertambah besar. Pada akhirnya,
jika bank mendapat keuntungan maka bisa saja bank menawarkan tingkat suku bunga
yang lebih tinggi sehingga kembali dapat menguntungkan pelanggan.
Menilai
dari popularitas yang sekarang, online banking akan terus popular dan digunakan
di masa yang akan datang. Individual dan pelaku bisnis yang sebelumnya menolak
untuk mengadopsi online banking sebagai alat komersial, sekarang tidak akan
mempunyai banyak pilihan lagi. Kecepatan sistem online dalam melakukan
transaksi akan mengalahkan metode tradisional sepenuhnya. Bagaimanapun juga,
perkembangan dari online banking akan tergantung dari seberapa user-friendly
nya fasilitas yang ada, penambahan fasilitas yang baru yang akan ditambahkan
dan bagaimana konsep dari online banking dikemas sedemikian rupa untuk
digunakan secara umum. Sayangnya sampai sekarang bank dan pelanggan masih
jarang sepakat dalam hal fasilitas mana saja yang berguna dan tidak berguna.
Sejumlah riset pasar dan polling pelanggan diperlukan untuk menjembatani jarak
antara apa yang diperlukan dalam perbankan dan apa yang tersedia.
Salah satu
penggunaan online banking di masa yang akan datang, menurut Bank of America,
harus menyediakan kesempatan untuk mengembangkan perbankan di dalam cara-cara
inovatif yang mengutamakan kecenderungan kelakuan pelanggan, pilihan yang ada,
dan trend. Ide-ide baru yang dikembangkan harus menerapkan teknologi yang
mengungkap wawasan yang mencakup skala sosial dan fisik yang luas, dari
interaksi dengan pelanggan secara individu menuju kepada transaksi secara
global. Perlu dilakukan riset guna menemukan inovasi untuk mengubah dunia
perbankan secara menyeluruh. Peneliti akan menanyakan pertanyaan seperti :
“Bagaimana caranya sehingga semua pelanggan dapat memiliki pengetahuan dan alat
yang dibutuhkan untuk mengontrol keuangan mereka secara lebih baik di masa yang
akan datang?”, “Bagaimana interaksi perbankan ber-evolusi ketika dunia
pelanggan secara fisik dan virtual terjalin?”, dan “Bagaimana jaringan sosial
mengubah pengalaman pelanggan menjadi lebih mudah, nyaman, dan lebih
terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari? ”
3. DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN
Peran
teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem
perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin
berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan
pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang
dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk
perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional
intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap
customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua
produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang
terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba
mudah dan serba cepat.
Salah satu
bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana dengan
asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam hal
pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas
internet banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan
tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada
data centernya, khususnya di aplikasi core bankingnya.
Memang
kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya
teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh
vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor – vendor
pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita
tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi tersebut
dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau tidak
mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah
dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu
teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut.
Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to
date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah
bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat
teratasi.
Sebagai
contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank
Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko
kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di
salah satu bank padahal pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan
kesinergian dan up to date-nya informasi antar bank sehingga hal tersebut
dapat terhindarkan.
Operasional
yang real time antar bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia
perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang
berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang transfer antar
bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal ini menjadi patokan penilaian bagi para
nasabah umumnya dalam melakukan transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau
tidak mau bisnis perbankan harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin
bersaing di dalam dunianya, dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem
yang terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan
suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya manusia yang
memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut
hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah
dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu
sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi
terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan,
apakah sumber daya manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut
mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi merupakan salah satu
aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya
menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai lembaga
intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya perbankan menjadi “pelayan” yang
setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan
teknologi informasi.
Namun
masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih
karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari
arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari
banyak channel untuk transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture)
yang banyak terdapat di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya
sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang hanya
digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih
canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya
untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI
kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak channel-nya
bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan
lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin, penambahan produk
baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan
ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan ke
nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial planning yang semula sangat
terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk
memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan
perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan
tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah
bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang
bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu,
bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak
mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena
masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan
yang berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk
masing-masing jenis layanan jasa keuangan. Insurance desk misalnya, ada di
sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital market instruments relatip lebih
mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi
produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan
lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan
di meja service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua
layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara individual untuk para nasabah
yang memerlukan.
Berbagai
kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan dengan baik
memberikan competitive advantage kepada sebuah bank. Setiap bank mempunyai
akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya
dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi
yang fungsional dan efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang
mendukung produk dan layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan tepat-guna.
Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan
keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan perancangan, penerapan teknologi
yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan keseuaian target korporasi dari
perbankan itu sendiri.
4. Aplikasi Teknologi Informasi Dalam
Bidang Perbankan
Dalam
dunia perbankan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah diterapkannya
transaksi perbankan lewat internet atau dikenal dengan Internet Banking.
Beberapa transaksi yang dapat dilakukan melalui Internet Banking antara lain
transfer uang, pengecekan saldo, pemindahbukuan, pembayaran tagihan, dan
informasi rekening.
-
ATM
Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai
Mandiri, ini adalah saluran e-Banking paling populer yang kita kenal. Setiap
kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional
ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai.
Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk
melakukan pemindah bukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit,
listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan yang terkini
transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi
melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat
perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai
mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima
setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila
ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena ragam fitur dan
kemudahan penggunaannya.
-
Phone Banking
Ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk
melakukan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui
telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka
tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun
nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi
yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta
dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian
berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l.
kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan
transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR).
Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non
tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa
melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
-
Internet Banking
Ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang
memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan
komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone
Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi
pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon),
pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari
saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi
secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
-
SMS/m-Banking
Saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut
dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan
perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo
rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik,
dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya
dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank.
Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan
karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms,
kecuali pada bank yang melakukan kerjasama dengan operator seluler, menyediakan
akses banking menu - Sim Tool Kit (STK) pada simcardnya.
Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula resiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.
Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan layanan-layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi.
Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula resiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.
Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan layanan-layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi.